Jumat, 30 Maret 2012

Harus berakhir karena perbedaan umur

Hari ini aku selesai membaca sebuah novel yang berjudul : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere-Liye
Entah kenapa novel itu mengingatkan ke tentang sosok yang membantuku membuang jauh jauh perasaan sakit hatiku terhadap seseorang yang menyia-nyiakan aku. Dia memberiku rejuta harapan yang benar-benar membuatku percaya bahwa dia menunggu ku sejak lama.
Menulis postingan ini membuat ku kembali mengenang masa lalu bersamanya yang singkat, membaca novel itu serasa menceritakan bagaimana perjalanan kisah ku bersamanya (walaupun aku bukan tokoh utama yang menjadi anak jalanan)
Satu hal yang bisa aku ambil hikmah dalam novel ini yaitu CINTA YANG TERHENTI KARENA PERBEDAAN UMUR
mengingat hal yang dulu bersama nya bagai petir yang menyambar.
Teringat saat itu aku baru pertama kali mengenalnya lewat kakak ku. Kemudian berbagi pin di GoChat. Lalu bertukar nomor. Ada satu hal yang saat itu sangat meyakinkan ku untuk benar-benar membuka hatiku padanya, kakak ku berkata : "Dia itu sebenernya sudah tertarik sama kamu waktu kamu masih smp pas kamu liburan disini" Aku tercengang saat itu, mana mungkin seorang dewasa seperti dia menyukai anak SMP ingusan sepertiku?
Teringat saat bertemu untuk yang pertama kali aku melihatnya begitu gagah begitu dewasa begitu tampan sambil mengendarai yamaha vixion nya. Dia mengatakan semuanya padaku saat itu, pertemuan itu masih teringat betul jam dan harinya.
Aku memutuskan untuk mengenal nya lebih jauh lewat sms dan GoChat. Saat aku bertanya tentang umurnya dia mengatakan 25th. Dan usiaku 17th. Terpaut 8th umur kami.
Tetapi apa salahnya?? Bukankah ayahku mengatakan akan lebih bisa mengayomi dan mengerti aku??

Pertemuan kedua pun berlanjut (sekaligus menjadi pertemuan terakhir kami)
Saat itu jam 21.00 hari Rabu. Aku mengatakan semuanya tentang yang kurasakan. Tersesak dadaku ketika dia mengatakan : "aku rela menjadi pengahapus dukamu tentang dia"
Sejenak aku terdiam lama mendengar perkataanya. Dia menatap ku dari jarak dekat sekitar cuma satu jengkal jaraknya dan melihat dengat pekat. Aku terbengong.
Dia berkata : "Bolehkan aku menjadi penenang hatimu selama hatimu masih untuknya? Dan semoga kamu bisa mengerti apa yang ku katakan" Aku hanya mengiyakan saja.

Sekali lagi dia mengatakan hal yang membuat ku terbata. "Gantikan posisinya selama ini dengan posisiku, sudah 2 tahun aku menunggu untuk hal ini. Aku sayang kamu" Sekali lagi aku hanya mengiyakan. Dia pun senang, entah kenapa hari itu pikiran cuma tertera wajahnya. Kami pun bercanda ringan sambil sesekali dia memelukku dan mencium keningku. Jam menunjukan pukul 23.00 hujan reda dan dia beranjak pulang tanpa mengatakan apapun. Hari itu aku merasa ada yang aneh seperti tak akan beretemu dia lagi. Tapi aku tak memeperdulikan perasaan itu. Aku mengiriminya sms dan sayangnya aku tak sempat untuk membalasnya karena aku sudah mengantuk.

Keesokan harinya aku baru membuka dan membalas sms nya dan segera meminta maaf. Tapi aneh tak ada balasan sama sekali darinya. Semenjak hari itu aku terus mengiriminya sms dan menelpon nya. Tetapi semuanya useless. Langsung terpikir olehku hal yang buruk-buruk. Aku mencoba mengiriminya sms dengan no temanku. dan aku bersyukur dia membalasnya. Hatiku senang sejenak tapi menjadi heran setelahnya, "kenapa dia tak membalas di no ku??" Tapi setidaknya aku mengetahui bahwa dia baik-baik saja.

1 bulan tak ada kabar darinya, aku dianggap apa coba?? Sampai suatu hari aku mengirim sms padanya : "aku kangen sama kamu. kamu kemana?" DIA MEMBALAS :)
tapi balasanya langsung menghujam jantungku. Dia mengatakan aku ini g lebih dari sekedar temannya. Belum sempat aku berbasa-basi denganya dia mengatakan : "AKU SEDANG BERSAMA CEWEKKU!!Ntar aja ya dilanjutin" Ya Tuhan...penantianku sebulan ini menyisakan kepahitan yang luar biasa.

Lambat laun aku sudah menerima kepergianya, kakak ku datang dengan membawa kabar kejujuran yang selama ini tertutupi. Kakak ku berkata : "Dia masih sayang sama kamu. Tapi kamu dirasa masih kecil dan umur kalian berjarak terlampau jauh"
Aku cuma terdiam. Dan berakhirlah kisah kami yang tak terlampau jelas kemana tujuannya hanya karena umur. Hanya ikhlas yang bisa membantuku.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright by Alicia Lanina All Reserved